- 327 SM : akhir penaklukan Iskandar Zulkarnain ke Dunia Timur
- 322 SM : berdirinya Mauryan Empire (Buddha, Ashoka)
- 300 SM : berdirinya Chola Empire di India Selatan, runtuh tahun 1279
- 264 SM : Perang Kalingga, Mauryan (Ashoka) menggempur Kalingga
- 260 SM : mulainya pengembangan agama Buddha secara besar-besaran s/d 218 SM
- 256 SM : berdirinya Greco Bactrian Kingdom di Gandhara
- 200 SM : berdirinya Indo-Scythian Kingdom (Aryan), runtuh pada 400
- 180 SM : berdirinya Indo-Greeks Kingdom di Gandhara
- 162 SM : Greco Bactrian Kingdom diinvasi oleh suku Yue Zhi dari Tibet
- 125 SM : akhir kejayaan Greco Bactrian Kingdom
- 10 : akhir kejayaan Indo-Greeks Kingdom
- 30 : berdirinya Kerajaan Kushan (Yue Zhi), runtuh tahun 375
- 183 : akhir kejayaan Mauryan Empire
- 280 : berdiri Gupta Empire, Chandragupta I (gelar Maharaja Dhiraja) naik tahta
- 320 : Samudragupta naik tahta
- 345 : Samudragupta mengalahkan Hastivarman, Hastivarman hijrah ke Nusantara (Prasasti Allahabad)
- 600 : akhir kejayaan Gupta Empire
- 645 : Kerajaan Malayu (Minanga) mengirim utusan ke Cina (catatan Wang Pu)
- 671 : I tsing mengunjungi Sriwijaya dalam perjalanan ke India, ia kemudian singgah pula di Malayu yang disebutkan berada di khatulistiwa (hulu Kampar)
- 682 : Dapunta Hyang berangkat dari Minanga dgn membawa lebih 20.000 tentara (Prasasti Kedukan Bukit)
- 685 : I tsing pulang dari India, singgah di Malayu yg telah ditaklukkan Sriwijaya
- 686 : Sriwijaya menaklukkan Bangka, Belitung dan Lampung (Prasasti Kota Kapur)
- 718 : Sriwijaya mengirim surat dan hadiah kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah di Baghdad.
- 724 : Sriwijaya mengirimkan hadiah pula kepada Kaisar Cina dari Dinasti Tang.
- 990 : Catatan Dinasti Song menyebut Sriwijaya dengan San-fo-tsi.
- 997 : Sriwijaya diserang oleh Raja Dharmawangsa dari Kerajaan Medang Kamulan (Prasasti Hujung Langit)
- 1025 : Sriwijaya diserang oleh Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola, India Selatan. Wangsa Syailendra ditaklukkan.
- 1030 : Rajendra Chola I berkunjung juga ke Malayu yang istananya terletak di hulu Batanghari di pedalaman yang tanahnya agak tinggi. Ibukota Malayu terletak di atas bukit dan dilindungi oleh benteng-benteng (Prasasti Tanjore, ditulis Rajendra Chola I). Malayu sendiri berarti bukit dalam bahasa Sansekerta.
- 1030 : Kunjungan Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi dari Persia, Malayu disebut negeri penghasil emas yang terletak di khatulistiwa
- 1082 : Catatan Cina menyebutkan ada utusan dari Chen Pi (Jambi), bawahan San-fo-tsi dan utusan Pa Lin Fong (Palembang) datang ke Cina. Utusan Palembang masih keluarga Rajendra Chola. Pada saat ini San-fo-tsi merujuk ke Malayu, bukan Sriwijaya lagi.
- 1183 : Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa jadi raja di Dharmasraya, dengan wilayah kekuasaan sampai Thailand Selatan (Prasasti Grahi, Thailand).
- 1225 : Wilayah Malayu (San-fo-tsi) memiliki 15 daerah bawahan (naskah Zhao Rugua)
- 1275 : Ekspedisi Pamalayu I, Raja Singhasari yaitu Kertanegara mengirim Mahesa Anabrang ke Dharmasraya.
- 1286 : Ekspedisi Pamalayu II, Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada Raja Dharmasraya yaitu Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (Prasasti Padang Roco)
- 1293 : Dara Jingga dan Dara Petak, dua putri Dharmasraya dikirimkan ke Singhasari
- 1316 : Akarendrawarman (paman dari Adityawarman) naik tahta di Dharmasraya menggantikan Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, kakek Adityawarman (Prasasti Saruaso). Prasasti Saruaso ini menggunakan 2 aksara yaitu dalam aksara Malayu Kuno dan aksara Nagari (India Selatan). Pada masa ini di daerah tersebut telah bermukim masyarakat asal India Selatan selama 300 tahun.
- 1325 : Adityawarman dikirim oleh Majapahit sebagai duta ke Cina (Dinasti Yuan)
- 1332 : Kunjungan kedua Adityawarman ke Cina
- 1339 : Majapahit mengirim Adityawarman, putra Dara Jingga untuk menaklukkan seluruh Pulau Sumatera
- 1347 : Adityawarman mendirikan Kerajaan Malayapura (Pagaruyung) dan melepaskan diri dari Majapahit. Daerah kekuasaan hampir seluruh Sumatera dan Semenanjung Malaya. Adityawarman sendiri adalah cucu dari Raja Dharmasraya, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Ia menggantikan pamannya Akarendrawarman dan pusat Kerajaan Dharmasraya dipindahkan dari hulu Batanghari ke Pagaruyung (diintegrasikan kedalam Kerajaan Malayapura).
- 1365 : Majapahit menyerang Pagaruyung tetapi gagal
- 1375 : Ananggawarman (putra Adityawarman) naik tahta, diangkat oleh ayahnya sendiri.
- 1409 : Majapahit kembali menyerang dan kembali gagal dalam pertempuran Padang Sibusuk
Lintasan Sejarah diatas murni diambil dari sumber-sumber tertulis (prasasti, catatan, naskah, surat) dan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Sama sekali tidak memuat peristiwa yang bersumber dari Tambo atau Mitologi, baik yang berasal dari Minangkabau, Jambi maupun Palembang.
Tokoh-tokoh legendaris (ahistoris) seperti Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun (Palembang), Puteri Pinang Masak, Patih, Temenggung (Jambi) dan Ninik Sri Maharajo Dirajo (Minangkabau) tidak hadir dalam catatan-catatan sejarah ini.
Namun beberapa prasasti di Pagaruyung (Batu Basurek) ada menuliskan nama tokoh dan nama tempat yang muncul di dalam Tambo Alam Minangkabau.
Nama Tempat
- Saruaso : Taman Nandana Sri Surawasa yang senantiasa kaya akan padi (Prasasti Saruaso)
- Pariangan : Hunni Parihayangasi yang mangmangi (Batu Basurek Pagaruyung VII)
Nama Tokoh
- Maharaja Dhiraja : Rmma Maharaja Dhiraja lagi tiada bata (Batu Basurek Pagaruyung VII)
- Tuan Perpatih : Manganban Tuhan Prapatih sa ….y ; Tuhan Prapatih tudangma ngamang sua mangwa (Batu Basurek Pagaruyung VII)
- Sri Maharaja Dhiraja : Satyah haduta Srimaharajaddiraja tuhani gha sri rata (Batu Basurek Pagaruyung VII)
- Tumanggung Kudawira : Om pagunnira Tumangin Kudavira (Batu Basurek Pagaruyung VI)
Apakah nama-nama diatas yang dikenal orang Minangkabau sebagai Ninik Sri Maharajo Dirajo, Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan? Wallahualam, mari kita lanjutkan mencari bukti-bukti.
Sumber:
Berbagai artikel di Wikipedia, Keyword bisa dicari dari artikel di atas.
24 comments
Comments feed for this article
December 10, 2011 at 7:43 pm
Bebas Klik (@BebasKlik)
wah begitu rupa nya…Aq br tau sekarang…Ini menarik bagi sy..
August 17, 2015 at 1:11 am
ANAK PALEMBANG
setelah kerajaan seriwijaya palembang di serang oleh cola dari india kerajaan seriwijaya tidaklantas hancur dan lenyap dan raja rajanya dari dinasti selendra masih tetap berlanjut. raja melayu 1183 srimat trailokyaraja mauli bhusana warma dewa. akhir nama raja ini ( warma dewa ) menunjukan dia adalah dari dinasti selendra/ sriwijaya palembang. bala putra dewa,Balaputradewa 860–(?)
Sri Udayaditya Warmadewa 960–988
Sri Cudamani Warmadewa 988–1008
Sri Mara-Wijayottunggawarman/WARMADEWA 1008–1017 jadi dinasti mauli itu adalah kelanjutan dinasti selendra sriwijaya palembang. seperti dinasti selendra dijawa tidak berakhir dengan pulangnya balaputra ke palembang dinasti selendra tetap berlanjut dijawa yang diteruskan oleh pramodawardani sang kakak balaputra dewa. dan dinasti isyana itu juga massih berdarah selendra karena pendiri dinasti isyana mpu sendok adalah keturunan langsung pramodawardani dan pikatan. berlanjut pula dengan erlangga kahuripan jenggala kediri masih tetap berdarah warmadewa/ selendra. erlangga pangeran bali itu berwangsa warmadewa/ selendra juga dan erlangga juga menikah dengan putri sriwijaya palembang.
jadi sebenarnya wangsa mauli itu adalah wangsa warmadewa/ selendra sriwijaya palembang.
kenapa semua raja nusantara berhubungan dengan sriwijaya palembang. karena sriwijaya palembang itu berkuasa cukup lama beratus ratus tahun. terhitung dari 670- 1030 ( sampai serangan rajendra dari india )/ 360 tahun menguasai nusantara. tentu telah memberi warna pada setiap kerajaan taklukannya baik itu melalui pernikahan dengan raja raja kerajaan bawahan ataupun menjadi penguasa langsung di kerajaan taklukannya.
seperti raja raja melayu sejak ditaklukan sriwijaya telah terjadi kawin mawin dengan para bangsawan sriwijaya palembang. jadi sangat jelas jika trailokyaraja mauli bhusana warmadewa itu berdarah sriwijaya palembang. kemudian tahun 1286 kerajaan cenpi/ jambi/ melayupura muncul. dengan raja srimat tribuwana maulu WARMADEWA. Jelas sekali raja melayu ini adalah keturunan warmadew dari dinasti selendra sriwijaya palembang. kemudian raja melayu- sriwijaya ini mnikahi putri minang kabaw. sejak itu darah minang masuk dalam dinasti mauli- warmadewa/ selendra/ sriwijaya palembang ini.
ADAPUN TENTANG SANFOTSI SELURUH KETERANGAN CINA ITU MENUNJUKKAN SANFOTSI ADALAH SRIWIJAYA/ PALEMBANG
TAHUN 990 : Catatan Dinasti Song menyebut Sriwijaya dengan San-fo-tsi.
TAHUN 1225 : Wilayah Malayu (San-fo-tsi) memiliki 15 daerah bawahan (naskah Zhao Rugua)
CATATAN CINA TAHUN INI SANFOTSI TETAP SRIWIJAYA . ADAPUN palembang dimasukkan kedalam wilayah sanfotsi itu wajar memasukkan pusat kerajaan kedalam bagian kerajaan. seperti indonesia memasukkan jakarta sebagai wilayah/ propensi indonesia. melayu itu identik dengan jambi. jambi juga dimasukan dalam wilayah bawahan jajahan sanfotsi 1225.
61 tahun kemudian 1286 muncul nama srimat tribuwana rajamauli WARMADEWA SEBAGAI RAJA SWARNA BHUMI mengirim hadiyah arca untuk ditempatkan didharmasraya. dharmasraya ini bukan nama kerajaan.
tapi nama tempat yang masuk wilayah kerajaan cenpi/ jambi yang disebut kronik cina tahun 1225 itu. ADITYAWARMAN cucu srimat tribuwana raja kemudian mendirikan kerajaan pagarruyung
adityawarman bergelar Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli WARMADEWA.
JELAS ADITYAWARMAN JUGA BERDARAH SELENDRA SRIWIJAYA PALEMBANG.
sekalipun kerajaan melayu berada dijambi tapi raja rajanya masih orang orang/ keturunan sriwijaya palembang/ sanfotsi, itulah sebabnya kronik cina tetap menyebut kerajan melayu itu sebagai kerrajaan sanfotsi/ sriwijaya palembang. begitu juga diabad 14 pada masa maja pahit sanfotsi tetap palembang. bukan untuk penyebutan nama pulau sumatra. krena orang cina taunya raja raja palembang adalah keturunan sanfotsi/ sriwijaya
January 3, 2024 at 8:06 am
firman sanur
Menurut isi surat Sri Indrawarman raja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdulaziz bahwa letak ibukota kerajaan Sriwijaya adalah di Kampar Riau dan letak candu muara Takus itu dikampar Riau bukan di Palembang dan kemungkinan Palembang adalah dermaga kerajaan Sriwijaya.
Isi surat itu kami Sri Wijaya letaknya diantara dua sungai kiri dan kanan
August 17, 2015 at 1:21 am
ANAK PALEMBANG
srimat tribuwana rajamauli WARMADEWA mendapat kiriman hadiyah arca dari kertanegara untuk ditempatkan didharmasraya ( wilayah kerajaan cenpi/ jambi ) yang menjadi bawahan sanfotsi.
August 17, 2015 at 1:34 am
ANAK PALEMBANG
sumsel dan bengkulu dulu zaman pra sriwijaya disebut kantoli kemudian disebut sriwijaya/ shilifochi/ sanfotsi kemudian palembang kemudian palembang darussalam kemudian zaman hindia belanda disebut keresidenan palembang yang terdiri dari
Pada tahun 1870 itu dalam Keresidenan Palembang terdapat 9 afdeeling, yaitu :
1. Afdeeling Palembang kota
2. Afdeeling Tebing Tinggi
3. Afdeeling Lematang Ulu dan Lematang Ilir
4. Afdeeling Komering Ulu, Ogan Ulu dan Enim
5. Afdeeling Rawas
6. Afdeeling Musi Ilir
7. Afdeeling OGAN ILIR dan Belida
8. Afdeeling Komering Ilir
9. Afdeeling Iliran dan Banyuasin.
Pembagian wilayah afdeling ini mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1872 terjadi peristiwa Regroupingdari 9 afdeeling menjadi 7 afdeeling, dan pada tahun 1878 menjadi 6 afdeeling kemudian dalam Staatblad 1918 Nomor 612 afdeeling menjadi 4 afdeling, yaitu:
1. Afdeeling Hofdspaats Palembang (Kota Palembang dan sekitarnya)
2. Afdeeling Palembangsche Boevenlanden (Palembang Hulu) berpusat dilahat
3. Afdeeling Komering Ulu dan Ogan Ulu berpusat di baturaja )
4. Afdeeling Palembangsche Benedenlanden (Palembang Hilir). berpusat di tanjung raja.
Pada tahun 1921, melalui Staatblad nomor 465 dan pada tahun 1930 memalui Staadblad nomor 352, Keresidenan Palembang ( sumsel- bengkulu ) di Sumatera Selatan diubah menjadi 3 afdeeling, yaitu:
1. Afdeeling Palembang Hilir dibawah seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Kota Palembang
2. Afdeeling Palembang Hulu dibawah seorang Asisten Residen berkedudukan di Lahat
3. Afdeeling OGAN dan Komering Ulu dibawah seorang Asisten Residen berkedudukan di Baturaja.
August 17, 2015 at 4:15 pm
putri jambi
sebenarnya kronik cina 1225 tentang sanfotsi itu memuat wilayah kerajaan sanfotsi/ sriwijaya. tidak pernah dituliskan disitu ke 15 wilayah itu disebut negeri bawahan apa lagi jajahan. seperti jambi palembang dalam kronik cina itu tidak pernah disebutkan jajahan sanfotsi. hanya penulis penulis saja yang mengubahnya menambah nambahi yang membuat kesimpulan dengan mengatakan ke15 wilayah sanfotsi itu adalah jajahan. terutamam penulis penulis minang kabaw dan palembang sangat gencar menyimpulkan ke 15 wilayah itu termasuk cenpi/ jambi adalah jajahan sanfotsi. dan membuat kesimpulan sendiri kalau sanfotsi 1225 itu adalah kerajaan dharmasraya, padahal kerajaan dharmasraya itu tidak pernah ada. dharmasraya itu adalah suatu wilayah yang masuk kekuasaan kerajaan jambi dan jambi adalah wilayah kerajaan sanfotsi/ sriwijaya. sedangkan dalam kronik cina menyebut pulau sumatra keseluruhan dengan sebutan chin chou bukan sanfotsi. sanfotsi itu sebutan untuk sriwijaya. sedangkan dharmasraya baru disebut tahun 1286 sebagai suatu tempat bukan nama kerajaan. kerajaan nya waktu itu adalah kerajaan swarna bhumi/ sanfotsi/ sriwijaya. yang bisa dikatakan perpaduan sriwijaya palembang dengan kerajaan melayu jambi.
jadi janganlah membuat tafsiran sendiri mengatakan ke15 wilayah sanfotsi 1225 itu adalah jajahan.
January 3, 2024 at 8:19 am
firman sanur
Kerajaan malayapura berpusat di Dharmasraya penguasa Sumatra bukan bagian kerajaan Jambi yg terkenal dg penghasil emas sebab daerah Minangkabau itu kaya akan tambang emas dari Dharmasraya Sijunjung sampai Pasaman maka dikenal kerajaan swarnabumi setelah itu berpindah ke suruaso batusangkar setelah itu berubah nama menjadi Pagaruyung . Dan disebabkan kaya dg tambang emas maka pakaian wanita Minang itu berbagai macam ragam dg hiasan emas . Dan sampai sekarang tambang emas masih dikerjakan oleh rakyat setempat
August 17, 2015 at 4:34 pm
putri jambi
cobalah gunakan bahasa bahasa yang santun dan menyejukkan yang tidak menyinggung. seperti kata jajahan itu sangat kasar dan menyakiti bisa diganti dengan kata masuk menjadi bagian wilayah, kata ditaklukan bisa diganti dengan mengakui kedaulatan. para pelaku sejarah zaman itu saja tidak pernah menggunakan kata kata jajahan, takluk mereka pun masih menghargai dan menghormati kerajaan kerajaan yang telah mengakui kedaulatannya. kenapa orang orang zaman sekarang menggunakan kata kata yang sangat kasar seperti jajahan takluk dan kata kata yang menyakitkan lainnya.
October 22, 2020 at 9:57 pm
Rang Kiktenggi
Iskandar Zulkarnain dan Alexander the Great orang yang berbeda. Iskandar Zulkarnain adalah seorang muslim yang menurut sebagian riwayat sezaman dengan nabi Musa dan Khidir. Sementara Alexander the Great adalah seorang polytheism yang mempercayai dewa-dewa. Jadi menisbatkan Alexander the Great ke Iskandar Zulkarnain adalah sebuah kesalahan
November 10, 2023 at 7:21 am
Daun dari Pohon yang sama, Cerita Tentang Kronik Malayu-Minangkabau | Paco Paco
[…] yang sama, dan masih terlihat jejaknya dari sudut etnolinguistik. Entitas-entitas modern seperti Melayu, Minangkabau, Batak dan Aceh itu sesungguhnya pernah terhubung di masa lalu dalam cara yang belum […]
November 11, 2023 at 8:25 pm
Timeline 1000 Tahun Dinasti Utama Pulau Andalas | Paco Paco
[…] Dinasti Bukit Seguntang Ranjani (atau sering disebut Dinasti Syailendra Sriwijaya). Dinasti ini (menurut KSRM) berasal dari Bukit Seguntang Kualo Ranjani yang diperkirakan berada di Kawasan Batanghari Sembilan Sumatera Selatan, namun banyak kalangan menyimpulkan wilayah asal mereka adalah di sekitar Palembang atau Muka Upang, khususnya di tempat Prasasti Kedukan Bukit ditemukan. Pada tahun 682 M, Dinasti ini memindahkan ibukotanya ke Kualo Batanghari (Malayu Tapi Air), dengan menaklukkan Kerajaan Malayu yang juga beribukota disana. Selama 342 tahun dinasti yang kerap disebut sebagai Kerajaan Sriwijaya ini menempati kawasan Muaro Jambi dan membangun banyak percandian disana, sehingga membingungkan kalangan Sejarahwan tentang dimana ibukota Sriwijaya sebenarnya. Penguasaan Dinasti Bukit Seguntang Ranjani terhadap Kualo Batanghari berakhir dengan Invasi Chola yang memaksa bangsawannya untuk mengungsi ke Sumpur Sirenopuro di pedalaman Minangkabau, setelah raja terakhirnya yaitu Sangrama Vijayatunggavarman tertawan oleh angkatan laut Chola. Dinasti ini berhasil melanjutkan beberapa generasi di 2 tempat pengungsian yaitu Natanpura dan Sumpur Sirenopuro (Swarnapura), sebelum akhirnya melebur dengan beberapa dinasti lainnya. Tentang hal ini akan dibahas terpisah. […]
November 12, 2023 at 3:07 pm
Timeline Sejarah Dinasti Malayu Tapi Air | Paco Paco
[…] Timeline berikut merupakan kompilasi dari beberapa sumber yang sudah terpublikasi (seperti prasasti dan catatan-catatan asing), serta analisa dan pencocokan dari naskah lokal Kronik Malayu-Minangkabau, sebagiannya bersumber dari Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau. Kerajaan Malayu Tapi Air merupakan nama asli dari Kerajaan Malayu menurut naskah tersebut dengan ibukota asli di Kualo Batanghari, Jambi. […]
November 12, 2023 at 3:07 pm
Timeline Sejarah Dinasti Bukit Seguntang Ranjani | Paco Paco
[…] Timeline Sejarah Din… on Lintasan Sejarah Malayu Sriwij… […]
November 12, 2023 at 3:52 pm
Timeline Sejarah Dinasti Gunung Marapi | Paco Paco
[…] Timeline berikut merupakan kompilasi dari beberapa sumber yang sudah terpublikasi (seperti prasasti dan catatan-catatan asing), serta analisa dan pencocokan dari naskah lokal Kronik Malayu-Minangkabau, sebagiannya bersumber dari Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau. […]
November 13, 2023 at 1:55 am
Timeline Sejarah Dinasti Malayapura Pagaruyung | Paco Paco
[…] Timeline berikut merupakan kompilasi dari beberapa sumber yang sudah terpublikasi (seperti prasasti dan catatan-catatan asing), serta analisa dan pencocokan dari naskah lokal Kronik Malayu-Minangkabau, sebagiannya bersumber dari Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau. […]
November 13, 2023 at 4:06 am
Timeline Sejarah Dinasti Bungo Setangkai – Bukit Batu Patah | Paco Paco
[…] Timeline berikut merupakan kompilasi dari beberapa sumber yang sudah terpublikasi sebelumnya, serta analisa dan pencocokan dari naskah lokal Kronik Malayu-Minangkabau, sebagiannya bersumber dari Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau. […]
November 17, 2023 at 4:04 am
Titik Penting Sejarah Bumi Malayu 500-1400 M | Paco Paco
[…] menjadikan Kualo Batang Hari (bekas ibukota Malayu Tapi Air) sebagai ibukotanya dan mendirikan dan membangun banyak percandian disana. Kuasa Sriwijaya di ibukota Kualo Batanghari berakhir dengan Invasi Chola pada 1025 […]
November 18, 2023 at 2:50 pm
Fakta Sejarah dalam KSRM: 682 Peristiwa Kedukan Bukit | Paco Paco
[…] Batanghari karajaannyo, ka Hulu Batanghari […]
November 20, 2023 at 6:14 am
Datuak Suri Dirajo, Pewaris Kronik Malayu-Minangkabau | Paco Paco
[…] yang sama, dan masih terlihat jejaknya dari sudut etnolinguistik. Entitas-entitas modern seperti Melayu, Minangkabau, Batak dan Aceh itu sesungguhnya pernah terhubung di masa lalu dalam cara yang belum […]
November 20, 2023 at 10:15 pm
Ranji Limbago Adat Alam Minangkabau | Paco Paco
[…] Rajo Tigo Balai Muaro Takus, Pucuak Bulek Muaro […]
November 24, 2023 at 12:15 pm
Datuak Katumanggungan, Konflik, Intrik Politik dan Tersingkirnya Sang Raja Bungo Satangkai | Paco Paco
[…] (atau Sang Sapurba). Peng-identifikasi-an ini tentunya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui rekonsiliasi dengan naskah-naskah lainnya, karena berita baru yang bergantung pada periwayatan tunggal lazimnya […]
November 24, 2023 at 2:17 pm
Datuak Katumanggungan, Konflik, Intrik Politik dan Tersingkirnya Sang Rajo Luhak Nan Tigo | Paco Paco
[…] (atau Sang Sapurba). Peng-identifikasi-an ini tentunya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui rekonsiliasi dengan naskah-naskah lainnya, karena berita baru yang bergantung pada periwayatan tunggal lazimnya […]
November 26, 2023 at 8:26 am
Pasal Rajo-Rajo Pagaruyung Balai Janggo: Manuskrip Asli Paling Dicari? | Paco Paco
[…] disebut mewakili posisi KSRM sebagai sebuah kitab Kronik Malayu-Minangkabau yang menceritakan lintasan sejarah Malayu, Sriwijaya, Dharmasraya hingga […]
January 3, 2024 at 7:58 am
firman sanur
Menurut prasasti bukit Gombak batusangkar gelar akendrawarman adalah Sri Maharaja Diraja di malayapura dan dia sudah ada di suruaso tandanya kerajaan malayapura sudah berpindah saat jaman akarendrawarman dan dari gelarnya akarendrawarman adalah Sri Maharaja Diraja maka kerajaan malayapura tidak pernah menjadi bawahan Singosari maupun Majapahit
Jadi ada sebuah kekeliruan sejarah yg dicatat oleh para peneliti sejarah