Harimau Campa Dalam Tambo

Harimau Campa adalah nama seorang tokoh yang disebut-sebut di dalam Tambo Alam Minangkabau. Bersama-sama Kucing Siam, Kambing Hutan dan Anjing Mualim, mereka berempat adalah para pengiring Ninik Sri Maharaja Diraja dan rombongan. Mereka semua adalah para pendekar yang di kemudian hari menjadi orang-orang pertama pendiri cikal bakal Silek Minang. Mereka juga dipercaya sebagai leluhur orang-orang di Luhak Nan Tigo.

Harimau Campa menjadi leluhur orang Luhak Agam, Kucing Siam menjadi leluhur orang Canduang Lasi Tuo, Kambing Hutan menjadi leluhur orang luhak Limopuluah sedangkan Anjing Mualim berkelana di sepanjang Bukit Barisan. Luhak Tanah Datar sendiri dipenuhi oleh anak keturunan Ninik Sri Maharaja Diraja. Setidaknya begitulah menurut Tambo Alam Minangkabau. Soal keturunan ini kemudian diabadikan dalam warna bendera Luhak Nan Tigo yang kemudian kita kenal sebagai marawa.

Kalau kita perhatikan nama-nama tokoh diatas, ada hal menarik yang tersirat darinya, khususnya Harimau Campa. Bernama Harimau Campa, tentulah berasal dari Negeri Champa. Logikanya tentu negeri ini telah ada dan masyhur sebelum nenek moyang orang Minangkabau mendarat di Sumatera.

Sekilas Negeri Champa

Dari catatan sejarah Cina, Kerajaan Champa berdiri pada tahun 192 M yang pada masa itu disebut Lin Yi. Pada tahun 543 Champa menyerang Dai Viet (Bangsa Vietnam) di Utara, namun gagal. Kerajaan Champa mencapai puncak kegemilangannya pada abad ketujuh hingga abad kesepuluh Masehi, untuk kemudian menurun karena perpecahan dalam negeri dan serangan-serangan yang agresif dari Bangsa Khmer, Bangsa Vietnam dan Bangsa Cina.

Jika saja Harimau Campa dalam tambo ini hidup pada masa awal kejayaan Kerajaan Champa tentulah kita bisa berasumsi bahwa kedatangan nenek moyang orang Minangkabau haruslah setelah tahun 192 M, atau diperkirakan sekitar tahun 400-500 M.

Kucing Siam Dalam Tambo

Namun ada hal yang mengganggu jika logika yang sama diterapkan pada tokoh Kucing Siam yang berasal dari Siam. Istilah Siam sendiri baru populer setelah berdirinya Kerajaan Sukhothai (1238 M) dan Kerajaan Ayutthaya (1351 M) sebagai cikal bakal Kerajaan Siam. Episode sejarah ini tentu paralel dengan periode Dharmasraya dan Malayapura di Sumatera. Pada saat ini tentu Champa sudah mulai menurun pengaruhnya walaupun masih bisa disebut jaya, karena pada tahun 1471 M, Bangsa Vietnam memulai invasinya terhadap Champa. Jadi kalau ditarik sebuah kompromi maka tahun kedatangan nenek moyang orang Minangkabau haruslah setelah 1238 M. Kecuali kita menemukan data bahwa istilah Siam sudah populer pada abad ketujuh Masehi, pada saat awal kejayaan Kerajaan Champa.

Tafsiran Lain Mengenai Harimau Campa

Akan tetapi sesuai hakikat Tambo, bahwa tujuan penulisannya adalah untuk menyatukan pandangan orang Minangkabau mengenai sejarah dan asal-usul mereka, maka bisa saja pengarang Tambo memasukkan nama kedua tokoh ini (dan tokoh-tokoh lain) untuk mewakili kelompok-kelompok masyarakat yang membentuk Minangkabau yang terdiri dari bermacam-macam daerah asal. Dari Hikayat Suku Jambak kita juga menemukan cerita ini, dimana Suku Jambak mengaku sebagai suku yang datang kemudian, seketurunan dengan Suku Sikumbang. Dan Tambo sendiri juga secara terang menceritakan bahwa setelah periode Ninik Sri Maharaja Diraja, Minangkabau masih kedatangan tokoh-tokoh baru (beserta rombongannya) seperti Anggang Dari Laut (Rusa Emas) dan Sri Paduka Berhala (beserta Bangsa Hindustan dan Bangsa Sekawak).

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Champa

http://www.viettouch.com/champa/champa_history.html

http://www.phnompenhpost.com/index.php/Special-Reports/the-long-tragedy-of-cham-history.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Cham_people_(Asia)

http://mforum.cari.com.my/archiver/?tid-254917.html

http://wanderlustandlipstick.com/blogs/dimsumdiary/2009/04/28/my-son-and-vietnams-war-tourism/

http://en.wikipedia.org/wiki/M%E1%BB%B9_S%C6%A1n

http://blog.travelpod.com/travel-photo/jesstellstales/1/1262734976/tiger-and-elephant-fighting-arena.jpg/tpod.html